PELURUHAN
ZAT RADIOAKTIF
A.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Radioaktivitas
pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh ilmuwan Perancis Henri Becquerel
ketika sedang bekerja dengan material fosforen. Material semacam ini akan
berpendar di tempat gelap setelah sebelumnya mendapat paparan cahaya, dan dia
berfikir pendaran yang dihasilkan tabung katoda oleh sinar-X mungkin
berhubungan dengan fosforesensi. Zat radioaktif yang
pertama ditemukan adalah uranium. Pada tahun 1898, Marie Curie bersama-sama
dengan suaminya Pierre Curie menemukan dua unsur lain dari batuan uranium yang
jauh lebih aktif dari uranium. Kedua unsur itu mereka namakan masing-masing
polonium (berdasarkan nama Polonia, negara asal dari Marie Curie), dan radium
(berasal dari kata Latin radiare yang berarti bersinar). Ternyata, banyak unsur
yang secara alami bersifat radioaktif (Rini, 2011).
Suatu pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan
reaktor-reaktor atom serta bom atom serta zat radioaktif dan
bahan serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif
karena pengoperasian instalasi nuklir yang tidak dapat digunakan lagi merupakan bahaya besar bagi makhluk
hidup. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti
nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma.
Berdasarkan uraian
di atas maka perlu dilakukan praktikum mengenai peluruhan zat radokatif agar
praktikan dapat mengetahui lebih dalam mengenai peluruhan zat radioaktif
diantarnya dampak buruknya bagi manusia serta sifat penyerapannya, dapat memperagakan sistem yang bisa memperlihatkan
adanya waktu paruh dan aktivitas dalam peluruhan zat radioaktif dengan
melakukan asimilasi waktu paruh, Menentukan koefisien
penyerapan logam (seng plat) dan/atau bahan polimer (lempengan plastik)
terhadap sinar radioaktif secara grafik dan Menentukan survival length (panjang kehidupan).
2.
Tujuan
Adapun
tujuan dari percobaan peluruhan zat radioaktif adalah sebagai berikut :
1. Menyelidiki sifat penyerapan zat radioaktif
2. Menentukan koefisien penyerapan logam (seng plat) dan/atau
bahan polimer (lempengan plastik) terhadap sinar radioaktif secara grafik.
3.
Menentukan survival
length (panjang kehidupan).
B.
LANDASAN TEORI
Peluruhan
Radioaktif atau bisa disebut juga Radioaktivitas adalah pemancaran sinar
radioaktif secara spontan yang dilakukan oleh inti atom yang tidak stabil agar
menjadi inti atom yang stabil. Suatu inti atom yang tidak stabil terjdi ketika jumlah proton
jauh lebih besardari jumlah neutron. Pada keadaan inilah gaya elektrostatis
jauh lebih besar dari gaya inti sehingga ikatan atom-atom menjadi lemah dan
inti berada dalam keadaan tidak stabil. Peluruhan Radioaktif
ada 3, yaitu: peluruhan alfa, peluruhan beta dan peluruhan gamma. Peluruhan
alfa terjadi pada inti-inti atom yang punya nomor atom lebih besar dari 82 atau
punya nomor masa lebih besardari 200. partikel alfa ini
merupakan inti atom Helium yang terdiri dari 2 proton dan 2 neutron. Pada
saat peluruhan terjadi partikel alfa ini akan kehilangan 2 proton. ada 3
fenomena yang termasuk dalam peluruhan partikel beta yaitu peluruhan negatron,
peluruhan positron dan penangkapan elektron. Sinar gamma merupakan foton
gelombang elektromagnetik (Anonim, 2010).
Aktifitas bahan
radioaktif dengan mudah dapat dilihat yaitu dengan menggunakan pemancaran. Percobaan yang pertama kali diperlihatkan adalah sepotong
kecil bahan radioaktif diletakkan pada dasar sebuah celah panjang di dalam
sebuah kotak hitam timah. Tidak
jauh di atas balok timah hitam diletakkan sebuah plat fotografi dan sebuah
peralatan di hampa udara serta medan magnet yang kuat dipasang tegak lurus terhadap bidang
gambar (Baiser, 1999).
Setiap inti tidak stabil akan meluruh menjadi
bagian-bagian lain (inti baru dan partifal) dengan memenuhi hukum-hukum
kekekalan massa, energi, momentum, muatan listrik dan momentum sudut total,
artinya bahwa besaran-besaran
lain sebelum dan sesudah proses peluruhan inti terjadi. Inti tidak stabil mula-mula disebut inti
induk. Inti hasil peluruhannya disebut inti turunan. Proses
peluruhan inti merupakan proses tak distrik keboleh jadian suatu inti. Untuk
sejumlah sejenis keboleh jadian meluruh adalah masing-masing inti dan boleh
dikatakan tak bergantung dari waktu atau sebanding dari waktu (Serway, 1999).
Laju peluruhan
peluruhan inti radioaktif disebut radioaktivitas. Semakin besar aktivitasnya,
semakin banyak inti atom yang meluruh per detik. Aktivitas hanya ditentukan
oleh jumlah peluruhan per detik. Hukum kekekalan yang diterapkan pada proses
peluruhan yaitu:
a.
Kekekalan energi. Hukum
ini memberitahu kita mengenai peluruhan mana
terjadi dan kita dapat menghitung energi diam dan energi kinetik dari hasil peluruhan.
b.
Kekekalan momentum
linear. Jika inti yang meluruh pada awalnya diam, maka momentum totalnya dari
hasil peluruhan adalah nol.
c.
Kekekalan Momentum
sudut. Ada dua jenis momentum sudut yaitu momentum sudut spin s dan momentum sudut orbital.
d.
Kekekalan muatan
elektrik. Hukum ini mensyaratkan bahwa muatan elektrik total sebelum dan
sesudah peluruhan haruslah sama besar.
e.
Kekekalan nomor masa.
Jumlah nomor massa A tidak berubah dalam proses peluruhan atau reaksi (Kenneth,
1992).
C.
METODE PRAKTIKUM
1.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan
bahan yang digunakan dalam percobaan peluruhan zat radioaktif adalah dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Alat dan Bahan Percobaan
Peluruhan Zat Radioaktif
No.
|
Alat
dan Bahan
|
Fungsi
|
1.
|
Detektor Geiger Muller Counter DT 116
|
Sebagai alat yang dapat mendeteksi radiasi radioaktif
|
2.
|
Nova 5000 (support Aplikasi Multilab)
|
Sebagai alat yang dapat menampilkan cacahan radiasi
radioaktif
|
3.
|
Sumber Radiasi
(Co-60)
|
Sebagai bahan radiasi radioaktif (bahan amatan)
|
4.
|
Kamar Sumber Radiasi
|
Sebagai Alat yang dapat menyimpan sumber radiasi
|
5.
|
Dasar Statif
|
Sebagai penopang batang statif
|
6.
|
Batang Statif Panjang
|
Sebagai penyangga klem
Bosshead
|
7.
|
Lempeng
plastik dan seng plat
|
Sebagai
objek pengamatan
|
8.
|
Klem Bosshead
|
Sebagai alat yang dapat menahan tabung Geiger Muller Counter DT116 dan sebagai objek
amatan.
|
9.
|
LCD
|
Untuk memproyeksikan gambar cacahan dari Nova 5000
|
2.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja
yang dilakukan dalam percobaan peluruhan zat radioaktif adalah sebagai berikut :
1.
Merakit alat praktikum seperti di bawah ini:
Gambar 1.1 Rangkaian Alat Percobaan Peluruhan Zat
Radioaktif
- Meletakan sumber radioaktif
didalam kamar sumber radioaktif dibawah detektor Geiger Muller
3. Membuka aplikasi MultiLab yang berada dalam sistem Nova5000, membuka
menu Logger
kemudian pilih Setup dan mententukan sensor apa
yang akan digunakan
serta menentukan jumlah cacahan setiap menit.
- Mengukur tebal lempeng plastic (X1) dan memasukannya diantara detektor dan sumber radioaktif. Mencatat sebagai N1.
5. Menekan
Run untuk melakukan pencacahan.
- Menambahkan lempeng plastic
berturut-turut dari 1 s.d 30 lembar. Mengulangi langkah 4
dan 5 untuk setiap penambahan lempeng.
- Memplot grafik hubungan antara N
dan X, untuk
setiap sumber radioaktif. Mensertakan standar deviasi sebagai error bars. Menentukan m
(koefisien penyerapan bahan) dari grafik.
- Dengan
meng-Ln-kan persamaan (1), memplot grafik hubungan antara Ln N Vs X, menentukan m
(koefisien penyerapan bahan) dan 1/m
(survival length).
- Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil Pengamatan
a. Data Pengamatan
Adapun data hasil pengamatan pada percobaan ini yaitu
sebagai berikut.
1. Untuk polimer (lempeng plastik)
Tabel 1.2 Nilai Cacahan pada Polimer (Lempeng Plastik)
No.
|
Tebal Bahan
(m)
|
Cacahan latar
(No)
|
Cacahan (N)
|
1.
|
4,5 10-3
|
102
|
104
|
2.
|
9 10-3
|
102
|
93
|
3.
|
13,5 10-2
|
102
|
106
|
2. Untuk logam (seng plat)
Tabel 1.3 Nilai
Cacahan pada Logam (Seng Plat)
No.
|
Tebal Bahan (m)
|
Cacahan latar (No)
|
Cacahan (N)
|
1.
|
2,5 10-3
|
102
|
124
|
2.
|
5 10-3
|
102
|
107
|
3.
|
7,5 10-3
|
102
|
104
|
b.
Analisis data
1.
Menentukan Ln N/NO
a)
Pada Lempeng plastik
Diketahui : N = 104
NO
= 102
Ditanya : Ln N/NO = ……. ?
Penyelesaian : Ln N/NO = 104/102
=
1.019
=
0.019
Untuk
data yang lain dengan cara yang sama dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
1.4 Nilai Ln N/NO Pada Lempengan Plastik
No.
|
Tebal Bahan (m)
|
Cacahan Latar (NO)
|
Cacahan (N)
|
Ln N/NO
|
1.
|
4,5 10-3
|
102
|
104
|
0.019
|
2.
|
9 10-3
|
102
|
93
|
-0.09
|
3.
|
13,5 10-2
|
102
|
106
|
0.038
|
b)
Pada Seng Plat
Diketahui : N = 124
NO
= 102
Ditanya : Ln N/NO = ……. ?
Penyelesaian : Ln N/NO = 124/102
=
1.215
=
0.19
Untuk
data yang lain dengan cara yang sama dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
1.5
Nilai Ln N/NO Pada Seng Plat
No.
|
Tebal Bahan (m)
|
Cacahan Latar (NO)
|
Cacahan (N)
|
Ln N/NO
|
1.
|
2,5 10-3
|
102
|
124
|
0.19
|
2.
|
5 10-3
|
102
|
107
|
0.04
|
3.
|
7,5 10-2
|
102
|
104
|
0.019
|
2.
Membuat Grafik Hubungan
antara Ketebalan Bahan (x) dengan Jumlah Cacahan (N)
a)
Lempengan plastik
(polimer)
Gambar 1.2
Grafik Hubungan Ketebalan Bahan (x) dan Jumlah
Cacahan (N) pada
Lempengan Plastik
b)
Seng Plat
Gambar 1.3 Grafik Hubungan
Ketebalan Bahan (x) dan Jumlah
Cacahan (N) pada
Seng Plat
3.
Membuat Grafik Hubungan
antara Tebal Bahan dengan Nilai Ln N/NO
a.
Lempeng Pastik
Gambar 1.4
Grafik Hubungan antara Tebal Bahan(x) dengan Nilai
Ln N/NO pada
Lempengan Plastik
b.
Seng Plat
Gambar 1.5 Grafik Hubungan antara Tebal Bahan (x)
dengan
Nilai
Ln N/No pada Seng Plat
4.
Menentukan
Koefisien Penyerapan (µ)
a.
Lempengan Plastik
Berdasarkan
grafik hubungan antara tebal bahan dengan cacahan (N) diperoleh hubungan
garisnya yaitu :
y =
56.17x + 98.22
a = µ = 56.17
Jadi, koefisien penyerapannya adalah 56.17
Berdasarkan
grafik hubungan antara tebal bahan (x) dengan Ln N/No diperoleh persamaan
grafiknya yaitu :
y = 0.259x - 0.000
a = µ
= 0.259
Jadi
koefisien penyerapannya adalah 0.259
b.
Seng Plat
Berdasarkan
grafik hubungan antara tebal bahan dengan cacahan (N) diperoleh hubungan
garisnya yaitu :
y = -167.5x + 116.2
a = µ
= -167.5
Jadi,
koefisien penyerapannya adalah -167.5
Berdasarkan
grafik hubungan antara tebal bahan (x) dengan Ln N/No diperoleh persamaan
grafiknya yaitu :
y =
-1.401x + 0.121
a = µ
= -1.401
Jadi
koefisien penyerapannya adalah -1.401
5.
Menentukan Panjang
Kehidupan
a. Pada Lempengan Plastik
Berdasarkan persamaan
garis pada grafik hubungan antara ketebalan bahan (x) dan nilai dari Ln N/No :
y = 0.259 x
panjang
kehidupan (x) = 1/µ = 1/0.259 = 3.86
b.
Pada Seng Plat
Berdasarkan persamaan
garis pada grafik hubungan antara ketebalan bahan (x) dan nilai dari Ln N/No :
y = -1.401
panjang
kehidupan (x) = 1/-1.401 = -0.713
2.
Pembahasan
Peluruhan Radioaktif atau bisa disebut juga
Radioaktivitas adalah pemancaran sinar radioaktif secara spontan yang dilakukan
oleh inti atom yang tidak stabil agar menjadi inti atom yang stabil. Suatu inti atom yang tidak stabil terjdi
ketika jumlah proton jauh lebih besardari jumlah neutron. Materi yang mengandung inti tak-stabil
yang memancarkan radiasi, disebut zat radioaktif. Besarnya radioaktivitas suatu unsur
radioaktif (radionuklida) ditentukan oleh konstanta peluruhan (l), yang
menyatakan laju peluruhan tiap detik, dan waktu paro (t½).
Berdasarkan hasil
pengamatan, hasil cacahan yang dihasilkan oleh pencacah detektor Geiger Muller setiap
10 detik
terdiri atas nilai cacahan yang berbeda-beda tergantung dari ketebalan
bahannya. Untuk polimer
(lempeng plastik) nilai cacahan yang diperoleh dengan tebal bahan 4,5
10-3
m, 9
10-3 m
dan 13,5
10-2 m
secara berturut-turut yaitu 104 N, 93 N dan 106 N. Hasil ini menunjukkan bahwa
nilai yang diperoleh sudah sesuai dengan teori, di mana
peluruhan radioaktif bersifat acak, jumlah inti atom
meluruh setiap waktu tertentu dengan
jumlah inti yang meluruh berbeda-beda dan inti atom memiliki peluang untuk
meluruh. Begitupun untuk
untuk plat seng. Grafik hubungan ketebalan (m) dan Ln (N/No) pada lempeng
plastik diperoleh koefisien penyerapannya 0.259 sedangkan berdasarkan grafik
hubungan antara tebal bahan dengan
cacahan diperoleh koefisien penyerapannya sebesar 56.17. Untuk seng plat, dari grafik
hubungan antara tebal
bahan dengan Ln (N/No) diperoleh koefisien penyerapannya -1.401 sedangkan berdasarkan gafik
hubungan antara ketebalan bahan dengan cacahan diperoleh koefisien
penyerapannya sebesar -167.5.
Berdasarkan persamaan garis pada grafik hubungan antara ketebalan bahan dan
nilai dari Ln N/No diperoleh survival
length (panjang kehidupan) lempeng plastik sebesar 38.6 serta seng plat sebesar -0.713.
Hasil ini menunjukkan bahwa sifat penyerapan zat radioaktif Co-60 lebih
dapat menyerap dengan baik pada lempeng plastik dibandingkan dengan pada seng
plat. Seng plat lebih efektif dalam menyerap/menghalang sinar radioaktif
dibandingkan dengan lempeng plastik.
E.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan pada Percobaan
Peluruhan zat Radioaktif ini adalah :
a.
Untuk
menyelidiki penyerapan zat radioaktif
dapat menggunakan bahan penghalang yang berupa logam (cobalt) dan/atau
bahan polimer (lempeng plastik).
b.
Berdasarkan grafik hubungan ketebalan (m) dan Ln
(N/No) pada lempeng plastik diperoleh koefisien penyerapannya 0.259
sedangkan berdasarkan grafik hubungan antara tebal bahan dengan cacahan diperoleh koefisien
penyerapannya sebesar 56.17. Untuk seng plat, dari grafik
hubungan antara tebal bahan dengan Ln (N/No)
diperoleh koefisien penyerapannya -1.401 sedangkan
berdasarkan gafik hubungan antara ketebalan bahan dengan cacahan diperoleh
koefisien penyerapannya sebesar -167.5.
c.
Berdasarkan
persamaan garis pada grafik hubungan antara ketebalan bahan (x) dan nilai dari
Ln N/No, didapatkan survival length
(panjang kehidupan) pada lempeng plastik yaitu sebesar 38.6 dan pada seng plat sebesar -0.713
2.
Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan pada percobaan ini
yaitu sebagai berikut.
a.
Untuk laboratorium,
agar kedepannya alat-alat yang digunakan pada tiap percobaan dapat diperhatikan
lagi agar
praktikum dapat berjalan sebagaimana mestinya.
b.
Untuk asisten, kami
harapkan kepada semua asisten pembimbing memberikan penjelasan kepada praktikan yang lebih
terperinci
dan jelas.
c.
Untuk praktikan, sebaiknya lebih tertib lagi.