CRO
(CHATODA RAY OSCILLOSCOPE)
A. Pendahuluan
1.
Latar
Belakang
Proses
pengukuran dalam ilmu elektronika merupakan salah satu prosedur standar yang
harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran yang
diperlukan, baik untuk pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun hasil
yang diinginkan oleh seorang user.
Dalam analisis suatu rangkaian listrik, salah satu
besaran yang diamati adalah besaran tegangan listrik yang mengalir dalam
rangkaian tersebut. Untuk dapat mengetahui nilai tegangan listrik tersebut
diperlukan suatu peralatan seperti Voltmeter, tetapi peralatan ini hanya dapat
mengetahui besarnya saja. Sedangkan dalam analisis rangkaian listrik, perlu
juga diketahui mengenai bentuk gelombang tegangan listrik, seperti tegangan
jal-jala listrik PLN yang berupa gelombang sinusoidal dengan frekuensi 50 Hz.
Bentuk gelombang ini dapat diamati dengan suatu alat yang disebut dengan
Osiloskop (Soendoro, 2003).
Salah satu alat
ukur yang tidak kalah penting untuk diketahui yaitu osiloskop Osiloskop adalah
alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Dengan
mengunakan osiloskop kita dapat mengetahui besaran–besaran pada siyal listrik
seperti tegangan, frekuensi, periode dan bentuk sinyal dari objek yang diukur.
Oleh sebab itu osiloskop mesti diketahui karena dengan menggunakan osiloskop
dapat lebih memudahkan kita dalam mengukur banyak besaran sekaligus. Selain itu
dengan osiloskop kita juga dapat membedakan gelombang AC dan gelombang DC,
serta dapat juga melihat atau mendeteksi gangguan–gangguan dalam sistim
transmisi atau penyaluran seperti gangguan noise
(Ikabuh, 2012).
Besaran listrik yang dapat diukur dengan menggunakan
alat itu antara lain tegangan searah, tegangan bolak-balik, arus searah, arus
bolak-balik, waktu, sudut fasa, frekuensi, dan untuk bermacam kegiatan
penilaian bentuk gelombang seperti waktu timbul dan waktu turun. Banyak besaran
listrik seperti tekanan, gaya tarik, suhu, dan kecepatan dapat diukur dengan
menggunakan tranduser sebagai pengubah ke besaran
tegangan.
Oleh
karena osiloskop sangat penting untuk diketahui dan dipelajari, dari uraian diatas melatar belakangi kami untuk
melakukan percobaan mengenai CRO, dimana dengan adanya percobaan ini dapat
membuat kami lebih paham menggunakan osiloskop dengan benar, prinsip kerjanya,
dan mengetahui besarnya tegangan yang terukur dalam osiloskop.
2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai
dalam pelaksanaan praktikum ini, praktikan diharapkan dapat:
1.
Mengukur
beda potensial AC dan DC
2.
Menentukan
hubungan nilai Vpp dan nilai Vrms.
B. Landasan Teori
Chatoda
Ray Osiloscope, atau yang
sering diterjemahkan sebagai Osiloskop Sinar Katoda (OSIKA), adalah alat yang
sering digunakan dalam pengukuran-pengukuran besaran elektronika, seperti alat
pengukur multimeter yang digunakan untuk
mengukur tegangan AC, tegangan DC, arus AC, arus DC, tahanan suatu rangkaian,
maka osiloskop mempunyai kemampuan yang melebihi multimeter.
Tidak seperti multimeter yang hanya digunakan untuk
mengukur tegangan AC pada 50 Hz saja, tetapi dengan OSIKA kita dapat mengukur tegangan AC yang mempunyai frekuensi
0-35MHz. Keunggulan lain dari OSIKA sebagai pengukur tegangan adalah alat
tersebut mempunyai input impedansi yang tinggi (orde M. Ohm) hingga secara
praktis tidak membebani sistem yang di ukur. Secara tidak langsung OSIKA juga
digunakan untuk mengukur besaran-besaran seperti percepatan, tekanan, suhu dan
lain-lain, karena besaran ini dengan pertolongan suatu tranduser dapat diubah
menjadi tegangan listrik. Proses yang terjadi itu tidak lain adalah lintasan
elektron dalam suatu medan listrik. Pada saat ini selain bidang Fiska ada juga
bidang-bidang sains lainnya yang biasa menggunakan OSIKA, karena dalam OSIKA
ada bagian yang berfungsi untuk memfokuskan berkas elektron ke taber/layar yang mana bagian tersebut
dikenal istilah lensa listrik (Zemansky, 1992).
Sebelum
osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel dulu
agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian
yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis
lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus,
intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan
referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian
sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan
persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi
maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul
tegangan persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka
pada posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus
terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk
time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat
satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu disetel
dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan
time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label.
Secara umum
osiloskop hanya untuk circuit
osilator (VCO) disemua perangkat yg menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah
berpengalaman dalam hal menggunakan osiloskop, kita harus mempelajari tombol
instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat itu. Cara menghitung frequency tiap
detik. Dengan rumus sebagai berikut ; F = 1/T, dimana F = frekuensi dan T =
waktu. Untuk menggunakan osiloskop haruslah berhati-hati, bila terjadi
kesalahan sangat fatal akibatnya (Gunawan, 2012).
Osiloskop
sangat penting untuk analisa rangkaian elektronik.Osiloskop penting bagi para
montir alat-alat listrik, para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan
sains karena dengan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik
dari gejala-gejala fisis yang dihasilkan oleh sebuah transducer.Para teknisi
otomotif juga memerlukan alat ini untuk mengukur getaran/vibrasi pada sebuah
mesin.Jadi dengan osiloskop kita dapat menampilkan sinyal-sinyal listrik yang
berkaitan dengan waktu (Foster, Bob. 2004).
C. Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan pada praktikum Chatoda
Ray Osilloscope (CRO), dapat dilihat pada Tabel 1.1
berikut:
Tabel 1.1. Alat
dan Bahan Praktikum Chatoda Ray
Osilloscope (CRO)
No
|
Alat
dan Bahan
|
Fungsi
|
1
|
CRO (Osiloskop)
|
Untuk menampilkan bentuk
gelombang, mengukur tegangan, dan menampilkan skala.
|
2
|
Power
Supply
|
Sebagai sumber tegangan.
|
3
|
Kabel Penghubung
|
Untuk menghubungkan power supply dengan osiloskop dan
multimeter.
|
4
|
Generator
Sinyal (AFG)
|
Sebagai pembangkit sinyal.
|
5
|
Multimeter
|
Untuk
mengukur tegangan
|
D.
Prosedur
Kerja
Prosedur kerja
pada percobaan Chatoda
Ray Osilloscope (CRO), sebagai
berikut:
1. Memasukan
kabel porbe ke chanel 1 osiloskop
2. Mengkalibrasi
sweep time/div dan volt/div,
dengan menghubungkan probe ke sumber
sinyal acuan dan mengatur tombol kalibrasinya hingga sesuai tegangan dan
frekuensi acuan.
3. Menghidupkan
power supply, kemudian mengukur beda
potensial dengan multimeter dengan mode DC, untuk tegangan 3 Volt, 6 Volt , 9 Volt dan 12 Volt.
4. Menghubungkan
power supply dengan osiloskop untuk
pembacaan skala.
5. Mengulangi
langkah 3 sampai 4 untuk mode AC
E. Hasil Pengamatan
1. Mengkalibrasi
Osiloskop
Diketahui:
Ditanyakan:
Penyelesaian:
2.
Mengamati Penentuan
Skala
a. Tegangan
DC
Tabel
4.2. Data Pengamatan Tegangan DC
Vsumber (Volt)
|
Vmultimeter (Volt)
|
Skala
|
3
|
3,218
|
6
|
6
|
6,12
|
11
|
9
|
9,27
|
16
|
12
|
12,16
|
20
|
b. Tegangan
AC
Tabel
4.3. Data Pengamatan Teganagan AC
Vsumber (Volt)
|
Vmultimeter (Volt)
|
Skala
|
3
|
3,215
|
10
|
6
|
6,41
|
19
|
9
|
9,90
|
30
|
12
|
13,18
|
39
|
F.
Analisis
dan Pembahasan
1.
Analisis
Data
a. Menghitung
Vpp
Ø Tegangan DC
· Untuk Data 1
Vpp
= 0,5 x 0,2 x 6
= 0,6 Volt
· Untuk
Data 2
Vpp =
0,5 x 0,2 x 11
= 1,1 Volt
· Untuk Data 3
Vpp
= 0,5 x 0,2 x 16
= 1,6 Volt
· Untuk data 4
Vpp
= 0,5 x 0,2 x 20
= 2 Volt
Ø Tegangan AC
· Untuk Data 1
Vpp = 0,5
x 0,2 x 10
=
1 Volt
· Untuk
Data 2
Vpp =
0,5 x 0,2 x 19
=
1.9 Volt
· Untuk Data 3
Vpp = 0,5
x 0,2 x 30
=
3 Volt
· Untuk data 4
Vpp
= 0,5 x 0,2 x 379
= 3,9 Volt
b.
Menghitung Vrms
·
Untuk
Tegangan DC
= Volt
·
Untuk
Tegangan AC
lt
2. Pembahasan
Osiloskop merupakan instrumen laboratorium yang
sangat bermanfaat dalam pengukuran dan analisa bentuk gelombang dalam
rangkaian-rangkaian elektronik. Umumnya digunakan tabung gambar Chatode Ray Tube dan beberapa osiloskop
yang lain menggunakan monitor video (TV monitor). Osiloskop dikenal dengan nama
lain sebagai osiloskop sinar katoda (chatode
ray oscilloscope) yang kemudian disingkat sebagai osiloskop. Pada dasarnya
osiloskop adalah alat pembuat grafik atau gambar (plotter) X-Y yang sangat cepat yang memperagakan sebuah sinyal
masukan terhadap sinyal lain atau terhadap waktu. Osiloskop digunakan untuk
melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat
mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit
penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal
keluaran. ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada
layar monitor osiloskop. Seperti
gelombang sinusoidal, gelombang blok, gelombang gigi gergaji, dan gelombang
segitiga.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan
panel kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak
berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar
ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang
membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan
garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk
menyesuaikan tampilan di layar.
Pada praktikum ini digunakan beberapa tombol penting
sebagai pengatur. Tombol fokus untuk
mengatur ketajaman gambar yang terjadi pada layar. Tombol horizontal dan
vertical untuk mengatur kedudukan gambar dalam arah horizontal dan vertical.
Tombol Volt/Div (atau Volts/cm), ada 2
tombol yang konsentris dan tombol ditempatkan pada kedudukan maksimum ke kanan
(searah dengan jarum jam) menyatakan osiloskopdalam keadaan terkalibrasi untuk
pengukuran. Kedudukan tombol di luar menyatakan besar tegangan yang tergambar
pada layar per kotak (per cm) dalam arah vertical. Tomboil Time/Div (atau
Time/cm), ada 2 tombol yang konsentris dan tombol di tengah pada kedudukan
maksimum ke kanan (searah dengan jarum jam) menyatakan osiloskop dalam keadaan
terkalibrasi untuk pengukuran. Kedudukan tombol diluar menyatakan faktor
pengali untuk waktu dari gambar pada layar dalam arah horizontal.
Pertama-tama untuk menggunakan osiloskop yang harus
dilakukan adalah mengkalibrasi osiloskop tersebut dengan cara mengkalibrasi
sweep time/div dan volt/div dengan menghubungkan kabel penghubung ke sumber
sinyal acuan kemudian menyetel
fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Setelah itu dengan
menempelkan kabel penghubung pada terminal tegangan acuan maka akan muncul
tegangan persegi pada layar.
Pada
percobaan ini kami mengukur beda potensial AC dan DC serta menentukan hubungan
nilai Vpp dan nilai Vrms dengan mennggunakan sumber tegangan sebesar 3 Volt, 6
Volt, 9 Volt, dan 12 Volt dan dengan volt/div sebesar 500 mV, Vpp sebesar 400
mV sehinggga skala yang ditunjukkan osiloskop sebesar 4 dan besar div/skala
yang diperoleh yaitu 0,2.
Dalam
penentuan Vpp untuk tegangan DC dari data pengamatan diperoleh nilai tegangan
yang diperoleh dengan menggunakan multimeter untuk masing-masing sumber
tegangan di atas secara berurutan yaitu 3,218 Volt; 6,12 Volt; 9,27 Volt; dan
12,16 Volt. Pada osiloskop isyarat gelombang
secara berurutan menunjukkan skala sebesar 6, 11, 16, dan 20. Besar Vpp
dapat ditentukan dengan antara mengalikan volt/div, div/skala, dan skala
pada osiloskop sehinnga untuk
masing-masing tegangannya nilai Vpp-nya yaitu 0,6 Volt; 1,1 Volt; 1,6 Volt; dan
2 Volt. Untuk tegangan AC, dengan
menggunakan multimeter besarnya tegangannya yaitu pada masing-masing sumber
tegangan yaitu 3,124 Volt, 6,41 Vot, 9,90 Volt, dan 13,18 Volt dan skala padaosiloskop yaitu 10, 19, 30, dan
39. Dengan cara yang sama dengan tegangan DC diperoleh nilai Vpp sebesar 1
Volt; 1,9 Volt; 3 Volt; dan 3,9 Volt. Sedangkan nilai Vrms pada tegangan DC yaitu
G. Kesimpulan
dan Saran
1.
Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang telah kami lakukan maka kita dapat menarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
a. Semakin besar tegangan sumber yang
diberikan maka isyarat gelombang masukannya mempunyai skala yang besar sehingga
beda potensial yang diperoleh juga akan semakin besar.
b. Hubungan antara Vpp dan Vrms saling
tegak lurus dimana keduanya dipengaruhi oleh besar skala yang dihasilkan oleh
tegangan yang diberikan. Dimana jika semakin besar tegangan maka skala yang
dihasilkan juga akan semakin besar hal tersebut dapat kita lihat dalam bentuk
tampilan gelombang pada osiloskop.
2.
Saran
Saran yang
dapat disampaikan pada percobaan kali ini yaitu :
a. Untuk
laboratorium, alat yang rusak dan tidak
bisa dipakai segera diganti dengan alat yang baru demi kelancaran praktikum dan
efisiensi waktu.
b. Untuk
asisten, cara membimbingnya sudah baik, kami bisa mengerti
dan dapat melakukan percobaan dengan cepat,
c. Untuk
praktikan, pada
saat praktikum sebaiknya tetap fokus ketika melakukan praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Foster, Bob. 2004. Fisika
Universitas Jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gunawan,
Putu Nova. 2012. Osiloskop. Universitas Hassanudin: Makassar. http://ikabuh.files.wordpress.com/2012/02/tugas-osiloskop.pdf
Sears, Zemansky. 1992. Fisika Untuk Universitas 2 Listrik Magnet.
Bina Cipta : Bandung.
Soendoro, Yohan Robby. 2003. Osiloskop Penyimpan Digital Menggunakan Komputer. Univeristas
Katolik Soegijapranata: Semarang. http://eprints.unika.ac.id/7462/1/00335TE.pdf
LAPORAN
PRAKTIKUM
INSTRUMENTASI
FISIKA
PERCOBAAN
IV
(CRO
(CHATODA RAY OSICILLOSCOPE))
OLEH
NAMA
: SURITNO FAYANTO
STAMBUK : A1C313117
JURUSAN
: PENDIDIKAN FISIKA
LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2014
Nilai vrms brpa yah
BalasHapus